Rabu, 17 Maret 2010

Fantasiku Jadi Kenyataan

Fantasiku Jadi Kenyataan
Kakakku sering bercerita perihal betapa kagumnya dia dengan Albert. Bukan hanya karena pendidikannya yang tinggi dan diusia yang masih tergolong muda (30 thn) mempunyai karir bagus sebagai senior manager di sebuah bank swasta, tetapi juga karena secara fisik memang Albert mempunyai tubuh yang atletis, bersih dan muka yang elok. Sifatnya yang sangat dewasa dan peduli sama orang mungkin merupakan pengaruh dari karirnya sebagai seorang banker yang profesional.
Menurutku...justru Albert adalah seorang laki-laki yang sangat beruntung bisa mencuri hati kakakku yang masih kuliah di universitas swasta terkenal di Jakarta. Raut wajah Riska yang sangat cantik, badan yang langsing dengan tinggi sekitar 160 cm, terlihat serasi sekali dengan kulit badannya yang putih halus. Meskipun Riska lebih suka memakai celana panjang dan kaos yang body fit, namun aku tahu kakakku mempunyai sepasang kaki yang sangat indah. Aku sangat mengagumi kecantikan dan kemolekan tubuh kakakku. Dadanya yang membusung dengan rambutnya yang hitam lurus terurai, membuat kakakku pasti akan terlihat sexy dimata siapapun juga. Tidak heran diusianya yang baru mencapai 22 tahun, kakakku Riska menjadi incaran cowok-cowok di kampusnya.
Dua tahun yg lalu kami berkenalan secara kebetulan dengan Albert disebuah toko jam di Mal Anggrek. Aku menemani kakakku untuk jalan-jalan sekalian hendak memperbaiki jam tangan kesayangan kakakku yang tidak berfungsi. Pertama memasuki toko jam tersebut, aku menyaksikan seorang wanita cantik berusia sekitar 25 thn sedang berbincang-bincang dengan seorang pemuda berdasi yang berpenampilan sangat rapi. Menunggu kakakku yg sedang berbincang dgn wanita cantik tersebut yg ternyata adalah pemilik tokonya, aku berjalan mengelilingi etalase sambil melihat-lihat aneka jam tangan yang bagus-bagus. Kepingin rasanya membeli salah satu jam fancy yg sangat menarik perhatianku, tetapi melihat harganya kuurungkan niat yg mungkin akan menguras tabunganku.
”Hai...boleh tuch untuk nambah koleksi jam tangannya !”, sapa seseorang disampingku tanpa kusadari. Aku menoleh kesamping dan melihat ternyata yg menegurku adalah dia yg tadi menemani pemilik toko yg cantik tadi berbincang-bincang. Entah karena mukanya yg memang tampan atau senyumnya yang menawan, yg jelas sambil menoleh aku hanya tersenyum dan tidak lama kemudian kami larut dalam obrolan kecil mengenai aneka jam tangan. Ternyata dia cukup memahami perihal trend jam tangan untuk wanita dan sempat membuatku tertarik dengan model rantai lebar yang berhias bordir naturalis. Sikapnya yg ramah membuatku tidak menolak ketika dia mengulurkan tangannya memperkenalkan diri. Aku baru tahu namanya adalah Albert dan ternyata sedang bertandang ke tempat nasabahnya yang cantik itu. Tidak lama aku dan kakakku berada di toko jam tersebut, setelah kakakku memperoleh tanda terima dari si pemilik toko karena harus meninggalkan jam nya untuk diservis, kami langsung beranjak dari toko tersebut dengan hadiah sebuah kartu nama dari Albert. Dalam pikiranku, apa ga bisa cari nasabah yg lain...sampai-sampai mahasiswi aja di follow up jadi nasabah.
Tidak lama kami di Mal Anggrek. Setelah melihat-lihat baju dibeberapa outlet yang ada disana, aku dan kakakku berjalan menuju tempat parkir di P-10 lewat lift. Sambil jalan-jalan, sempat aku dan kakakku sekilas memperbincangkan tentang Albert yang menurut kami sedang merayu pemilik tokonya. ”Hi..hi.hi...kalau melihat gayanya Albert sich, tidak lama lagi akan ikut jadi pemilik toko jam tersebut”, sergahnya sambil cekikian kecil.
Entah lagi buru-buru atau kakakku yg kurang ahli memundurkan mobil, waktu mau mengeluarkan mobil dari tempat parkir, bumper belakang mobil kami menyenggol bumper belakang sebuah sedan hitam yg parkir tepat disamping kami. Mendengar bunyi gedebuuuuk.....aku dan kakakku terhenyak sebentar, tapi lebih kaget lagi ketika kami langsung didatangi pemilik mobil yg ternyata bapak-bapak setengah tua. Kami lantas turun dan betapa kaget kami menyaksikan bumper toyota Altis yang kesenggol itu peyok sampai kedalam. Terjadi dialoq kecil yg intinya bagaimana kami mempertanggung jawabkan kerusakan yg terjadi, karena memang menurutku itu salah kakakku yg buru-buru mundur ke belakang. Ternyata bapak setengah tua itu adalah supir dari bos nya dan tidak bisa memutuskan harus bagaimana, tetapi kami diminta menunggu sebentar sambil dia memberitahukan kejadiannya kepada bos nya lewat HP. Lima belas menit lewat dan alangkah terkejutnya kami ketika melihat orang yg menghampiri kami. Ternyata pemilik mobil tersebut adalah cowok ganteng yg barusan kami kenal di toko jam.
Entah apa maksudnya....Albert tidak terlalu mempermasalahkan kerusakan yg terjadi. Sebagai gantinya kakakku harus memberitahukan nomor HP nya dengan alasan nanti akan diberitahukan berapa kerugian yg harus kami tanggung setelah dibawa ke bengkel. Apa boleh buat, terpaksa kami mengiyakan apa yg dikatakan Albert. Sebelum menuju pulang, kami sempat menyaksikan Albert tersenyum kepada kami sambil berpesan ”Hati-hati ya nyetirnya...jangan sampai urusan lagi sama orang”. Sialan...gerutuku dalam hati, awas aja kalo ntar minta gantinya yg bukan-bukan, peduli amat nanti.
Itulah awal perkenalanku yg unik dengan Albert. Ternyata Albert memang ...
...tidak pernah mempermasalahkan apa yg terjadi pada hari itu...namun sejak saat itu, justru itu merupakan awal kami akrab sama Albert. Albert sangat pinter bicara, dan termasuk tipikal cowok yg humoris. Dari waktu ke waktu hubungan kami menjadi semakin dekat, dan dengan sikapnya yg simpatik, kusaksikan Albert akhirnya bisa mengajak kakakku keluar jalan-jalan. Lama kelamaan...hubungan kakakku dengan Albert semakin dekat, kadang-kadang kakakku mau kalau dijemput waktu pulang kuliah, atau kakakku sudah berani keluar berdua entah pergi jalan-jalan atau nonton diwaktu malam minggu.
Resmilah kakakku menjadi pacar Albert ketika suatu malam aku mendengarkan pengakuan dari kakakku bahwa dia telah dicium pipinya sama Albert. Albertpun diterima dikalangan keluarga kami dan tak jarang sering diajak makan malam sama papi mami. Rupanya papi mami menerima kehadiran Albert yang memang ideal jadi calon mantu. Bukan hanya pinter mengambil hati orang tua, tapi Albert memang seorang yg mempunyai latar belakang yg baik dari keluarga baik-baik. Entah bagaimana cara Albert merayu, tapi aku salut kalau dalam waktu singkat bisa mendekati kakakku yang aku tahu mempunyai hati yg keras terhadap cowok. Namun ada untungnyalah buatku, sesekali aku diajak nonton bareng sama mereka dan tidak jarang dikenalkan kepada teman-teman kerja Albert di bank. Namun tidak ada yg menarik perhatianku dari semua yg pernah aku kenal.
Diusiaku yg baru menginjak 20 tahun, aku tumbuh sebagai seorang gadis yg cukup dimanjakan orang tua. Kata orang tuaku, mukaku manis dan tidak kalah cantik dengan kakakku. Dalam hal body, meskipun dadaku tidak sebusung kakakku, tapi ukuran payudaraku termasuk besar dan aku tahu bentuknya sangat indah. Rambutku juga lurus seperti kakakku. Bedanya kalau kakakku suka memakai celana panjang, aku lebih suka pakai rok sehingga jenjang kakiku yg putih mulus bisa dinikmati oleh mata-mata pria jalang yg idak bisa melihat paha mulus.
Albert termasuk seorang yg cukup romantis... dan sering membawakan hadiah untuk kakakku. Sesekali akupun kecipratan coklat atau souvenir dari koko Albert. Beberapa kali sempat aku melihat kalau mau pulang Albert menghadiahkan ciuman pipi untuk kakakku. Yg lucu, pada suatu hari tepatnya malam minggu......secara ga sengaja aku berjalan ke ruang tamu...tanpa kusadari ternyata aku melihat Albert sedang berciuman sama kakakku. Karena kaget...aku langsung berpaling meninggalkan mereka tanpa sepatah kata. Malam itu aku dan kakakku cekikikan berdua dan aku menggodain kakakku habis-habisan.
”Ayo...gimana rasanya sich tadi”, godaku sambil ketawa-ketawa.
Semalaman kami bercanda dikamar tidur kakakku sambil melempar-lemparkan guling bantal.
Aku juga turut senang dengan apa yg dialami kakakku. Sejak menjadi pacar Albert, kakakku keliatan selalu ceria dan penuh semangat. Aku tahu kakakku telah mendapatkan cowok pilihannya, dan kakakku sangat sayang sama Albert. Kalau mendengar ceritanya, kadang-kadang aku sampai iri dibuatnya.
Suatu hari...Albert main kerumah tepat papi mami sedang ke surabaya menghadiri resepsi teman mami. Menemani kakakku dan Albert, kami ngobrol sampai jam 10-an malam dan setelah itu kutinggalkan mereka berdua ngobrol diruang tamu. Aku ga mau mengganggu mereka, lebih baik aku ke kamar nonton TV saja. Kira-kira setengah jam kemudian, aku berniat mengambil minum ke bawah...dan menuruni tangga pelan-pelan. Karena rumahku termasuk besar, jarak antar kamarku yg dilantai dua dengan ruang tamu cukup jauh.
Waktu menuruni tangga aku sedikit heran mendengar suara desahan-desahan kecil. Perlahan aku menuruni anak tangga dan berjalan mengendap-ngendap. Sampai keujung tangga, betapa kaget aku menyaksikan kakakku dengan Albert sedang berciuman dengan ganasnya. Kulihat tangan kakakku melingkar di leher Albert dan menggelayut dengan manjanya. Mata mereka sama-sama terpejam....dan mereka berciuman terus menerus.....lama sekali mereka melakukan itu. Entah saking asiknya atau apa, mereka tidak menyadari aku sedang menyaksikan pergumulan mereka dibalik tembok tangga.
Jantungku berdegup kencang.....baru pertama kali didepan mata aku menyaksikan sepasang insan bercumbu.
Sesekali kulihat Albert mengalihkan ciumannya ke leher kakakku yg putih...dan itu membuat kakakku menengadahkan mukanya keatas sambil mendesah ringan. Mereka sungguh menikmati keadaan itu. Kecupan demi kecupan....desahan demi desahan...dan aneh...aku mulai mengalami sesuatu perasaan aneh dalam diriku. Aku sangat menikmati pemandangan tersebut.....apalagi ketika kuperhatikan tangan Albert dengan nakalnya membuka kancing baju kakakku.....dan dengan sangat perlahan mukanya bergerak turun ke arah dada kakakku. Aku melihat dengan jelas payudara kakakku memcuat keluar dengan putingnya yg masih merah muda. Ukuran putingnya sebesar kelingking bayi dan bentuknya indah sekali. Tatkala pemandanganku terhalang oleh muka Albert yg bergerak menuju dada kakakku.......kudengar rintihan yg lebih keras dari kakakku.

Hmm...hmmm....ohhh....erang kakakku keenakan.
Tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba Albert berdiri dan menarik tangan kakakku menuju ke kamar kakakku. Karena ruangan kakakku berlawanan dengan tembok tempatku berdiri, maka mereka tidak melewati tempat aku berdiri. Aku hanya berdiri diam dan mendengar suara pintu kamar ditutup. Aku masih berdiri disamping tembok tangga....dan bingung harus melakukan apa. Namun keingin tahuanku membuatku memberanikan diri mendekati kamar kakaku....mereka juga pasti tidak akan tahu pikirku.
Aku tidak bisa membayangkan apa yg sedang mereka lakukan didalam....tetapi aku bisa mendengarkan rintihan-rintihan dari ...
...kakakku yg tiada berhenti. Entah apa yg mereka lakukan...tapi aku membayangkan pasti kakakku yg cantik dan sexy sedang dimanja habis-habisan sama Albert yg romantis itu. Aku cepat-cepat kembali ke kamar, menyalakan musik pelan-pelan, mematikan lampu dan menghempaskan diriku diatas ranjang. Mataku terpejam memandang keatas....dan kejadian tadi semua terlintas kembali dalam benakku.
Tanpa aku sadari....tanganku mengelus-elus dadaku sendiri. Aku merasakan nikmat, asik dan terbuai dengan fantasiku. Ada perasaan aneh muncul dari dalam diriku....perasaan ingin diperlakukan sama seperti kakakku oleh seorang laki-laki. Akhirnya aku terlelap dalam buaian musik dan suasana kamar yg hening.
Kakakku bilang Albert kemarin pulang jam 12 malam, tapi aku tidak menanyakan hal-hal lain....dan bilang begitu kekamar aku langsung tidur karena ngantuk. Kulihat muka kakakku senyum-senyum ketika berbicara denganku....tapi keliatannya tidak menaruh curiga sedikitpun bahwa aku mengetahui apa yg mereka lakukan tadi malam. Entah sudah sejauh apa hubungan kakakku dengan Albert, satu hal yg pasti.....kakakku masih perawan meskipun kadang percumbuannya dengan Albert sudah kelewat batas. Mungkin itulah wanita, setelah berhasil dicium....yg lain-lain pun menjadi mudah buat cowok....apalagi yg melakukan adalah pacar sendiri.
Albert pasti sudah puas menikmati segala lekuk-lekuk dan kemolekan tubuh kakakku. Setahun berlalu dan sekarang kakakku dan keluargaku sudah akrab dengan Albert. Mereka sangat senang menerima kehadiran Albert sebagai pacar kakakku. Namun kadang aku sedikit salah tingkah kalau kadang kakakku suka bermanja-manja didepanku...misalnya membaringkan kepalanya ke pundak Albert, memeluk Albert dari belakang. Kelakuan-kelakukan kakakku yg terang-terangan itu memang termasuk sopan, namun aku yg tergolong masih hijau memperoleh pengaruh yg lain.
Sering ketika mau tidur, aku mengenakan daster yg tipis dan membayangkan yg bukan-bukan. Gilanya lagi......aku sering membayangkan kejadian pertama kali aku mengintip kelakukan kakakku dengan Albert. Aku mereka-reka apa yg waktu itu mereka lakukan didalam kamar itu. Rasa penasaranku muncul setiap malam.
Kubayangkan Albert menciumi bibir kakaku dengan lembut tapi ganas......dan berpindah keleher......terus ke bibir dan berpindah ke telinga, tenguk ke bibir lagi. Aku membayangkan Alber membuka baju kakakku pelan-pelan, membiarkan tangan Albert menjalar ke sekitar payudaranya yg besar dan indah itu. Aku membayangkan muka Albert menjalar kesekitar payudara kakakku dan bermain-main dengan lidah dan bibirnya disekitar situ. Aku membayangkan desahan-desahan dan rintihan-rintihan kenikmatan yg dialami kakakku. Semua fantasi ini membuatku merasa nyaman......menimbulkan perasaan aneh......membangkitkan nafsuku.......dan membuatku ingin diperlakukan sesuai fantasiku.
Semakin hari fantasiku semakin berkembang........aku membayangkan betapa Albert dengan lembutnya membuka baju kakakku satu persatu......meski ada penolakan lembut dari kakakku...tapi cumbuannya yg panas..pasti meluluh lantakkan pertahanan kakakku. Aku membayangkan mereka tanpa sehelai benang di badan bergumul dengan serunya diatas ranjang. Dan kubayangkan Albert menjilati sekujur tubuh kakakku sehingga membuat kakakku bergelinjang seperti cacing kepanasan. Kubayangkan Albert menjalari tubuh kakakku.....dari mencium bibir, terus keleher....turun lagi ke bibir......terus kedada ...berpindah-pindah ke dada kiri dan kanan.......terus turun ke pusar dan turun lagi.........terus ke paha......ke betis dan menjilati satu persatu jari kaki kakakku yg mulus. Dan tiba-tiba kakakku membalikkan badan sehingga berada diatas. Dan sekarang kakakku yg mengambil peran......semula kakakku menatap mesra Albert yg terbaring diatas ranjang......sambil tangannya membelai-belai rambut Albert. Dengan jarak muka yg hanya 15 cm....kakakku mulai menunjukkan aksinya. Dipagutnya bibir Albert dengan lembut.....lama sekali dan berpindah ke leher....sambil tangannya membelai-belai dada Albert yg bidang. Muka kakakku turun ke dada.....mengecup setiap inci dada bidang Albert........terus turun lagi turun lagi.........dan kulihat kakakku mengelus-elus sesuatu yg diimpikan setiap wanita. Aku melihat betapa gagah dan indah milik koko Albert. Dan ketika kulihat bibir mungil kakakku dan lidahnya yg indah mengecup mesra barang kesayangan koko Albert.......tiba-tiba tanda disadari akupun mendesah ringan. Aku menjadi rindu.......kepingin......kepingin aku yg menggantikan peran kakakku. Gilaa........kenapa aku bisa jadi begini ???
Kulihat kakakku memasukkan milik Albert ke dalam mulutnya dan aksi kakakku yg mengocok ringan sambil memaju mundurkan milik ko Albert dari mulutnya.......membuat Albert mendesah dengan hebatnya.

Ohhh....sayang.....teruss.......kamu.....luar biasa sayang.......terus.........kamu pintar sayang.

Aku meremas-remas payudaraku sendiri.....aku bisa merasakan puting susuku yg kecil itu menegang......aku merintih.....mendesah.......meraung dalam fantasiku. Tanpa kusadari......tangan kiriku mengelus-elus payudaraku sementara ...
  ...tanganku yg satu mengelus-elus selangkanganku. Aku sadar selangkanganku sudah basah.......tapi aku tidak peduli.......ada sesuatu yg aku cari...tapi aku tidak mengerti apa yg kucari........aku hanya bisa merintih......merintih dan merindukan sesuatu. Ohhh.......hmm........koko.......tanpa aku sadari aku memanggil nama koko Albert.

Hari itu papi mami tidak di rumah karena sedang kerumah tante di daerah Bintaro. Tadi kakakku bilang Albert mau ke rumah dan kakakku bilang kalau dia belum nyampe agar aku menemani koko Albert ngobrol. Sekitar jam 06.00 sore aku mendengar suara bel rumah dan kukira kakakku dah nyampe. Pembantu rumahku langsung membukakan pintu dan baru kuketahui kemudian ternyata yg datang adalah ko Albert.
”Halo...Nita, apa kabar ?, gimana kuliahnya ?, nyeletuk Albert sembari melempar senyum lantas menghempaskan dirinya pada sofa empuk di ruang tengah.
”Macet Nit...hari ini.......mungkin karena hujan sich”, katanya pelan.
Tak lama pembantu mengeluarkan minum buat ko Albert dan kami mengobrol ringan sambil menunggu Riska pulang. Albert memang pinter mencairkan suasana....obrolan ku dengan koko Albert rasanya asik dan koko Albert pinter bercanda. Kadang saking gemesnya aku sampai melemparkan bantal sofa ke arah Albert. Tentunya dengan mudahnya Albert menangkap lemparanku yg hanya karena gemes itu.
Udara hari ini memang kurang bagus....sejak jam 05.00 sore sudah gerimis dan sekarang hujan turun cukup lebat. Barusan kuterima HP dari kakakku katanya mungkin nyampe ke rumah kira-kira pukul 7.30. Nanti makan bareng sama Albert di rumah aja, katanya dari balik HP. Aku ke belakang dan berpesan kepada pembantu agar menyiapkan makan malam buat kami sebentar lagi.

Albert pinter bercerita dan membuat humor. Suatu saat aku diberikan tebakan oleh ko Albert. Karena tebakannya agak sulit.......aku dibuatnya berpikir keras. Aku digoda-godain terus sama ko Albert.
”Ayo dong......masa mahasiswi ga tahu jawabannya ?”
”Sabar....bentar ya...jangan kasih tahu dulu”, sergahku ga mau kalah.
”Ayooo......apa........yoo ?, guraunya terus menerus.

Akhirnya aku menyerah ...dan berkata ”Apa dong ko...?”
Jawabannya adalah ”.....................hmmm.....wow.....”, bentaknya sambil mengarahkan jarinya ke mukaku.
Aku kaget setengah mati dan mendengar koko Albert tertawa terkekeh-kekeh. Ternyata aku dikerjain, aku dibohongin.
Karena gemes....aku mengembil bantal sofa dan memukul-mukulkan nya kebadan Albert. Tanpa sengaja bantal menyenggol gelas dimeja sehingga isinya tumpah ke luar. Gelas yg satu hampir jatuh ke bawah....aku bereaksi secara refleks.......dan secara bersamaan kulihat koko Albert juga melakukan gerakan yg sama untuk mencegah gelas jatuh.
Tapi sudah ga keburu.......gelas koko Albert yg berisi coca cola jatuh tumpah dimeja sehingga membasahi kakiku. Karena menuju gerakan yg sama......secara kebetulan tangan koko Albert dan tanganku memegang gelas satunya yg hampir jatuh ke bawah.
Gelas berhasil dipegang oleh tanganku dan tangan koko Albert bersamaan. Posisi muka kami hanya berjarak 30 cm. Tiba-tiba aku merasa risih dan kulihat koko Albert memandangiku dengan tersenyum. Aku semakin risih.....apalagi tanganku masih menggenggam gelas bersama tangan ko Albert.
Aku menundukkan muka.......tidak berkata sesuatu apapun.
Tiba-tiba aku merasakan muka ko Albert mendekat.......aku merasakan ada hembusan nafas dekat mukaku. Ketika kuangkat sedikit mukaku........tiba-tiba aku merasakan sesuatu menempel dibibirku.
Ko Albert telah mencium bibirku...........aku terhenyak......dan melepaskan genggaman tanganku pada gelas hingga terjatuh ke karpet lantai. Tanganku refleks mendorong dada ko Albert agar menjauh dariku. Kupalingkan mukaku untuk melepaskan ciumannya...tapi aku tidak beringsut dari tempat dudukku.
Aku diam seribu bahasa..........kurasakan tangan ko Albert meraih kepalaku. Tangan satunya meraih mukaku dan hingga mukaku berhadapan dengan muka ko Albert.
Heran.......kenapa aku diam aja? Kenapa aku tidak menolak.
Sejenak aku melirik ke arah pandangan ko Albert. Kulihat muka ko Albert semakin mendekat ke arahku...semakin dekat.....semakin dekat dan tiba-tiba aku tidak mempunyai kekuatan.......aku memejamkan mataku.
Aku merasakan benda lembut menyentuh bibirku........lembut sekali.......
Aku merasakan bibirku dibuai...digigit-gigit kecil...dan merasakan sekujur bibirku disapu oleh benda yg sangat lembut......tapi sangat nikmat.
Fantasiku muncul .............
Aku mulai membalas kecupan-kecupan itu........sebentar kecupan itu hilang, kemudian datang lagi silih berganti.
Hujan turun semakin deras........aku merintih....mendesah......kubiarkan lidahku bermain-main dengan lidah ko Albert.......setiap sentuhan merupakan sensasi tersendiri.
Aku mulai merintih.........mendesah.........meski desahanku tertutup oleh riak air hujan yg jatuh ke tanah.
Aku merasakan geli disekujur leherku..........kegelian yg amat sangat......amat sangat sehingga membuatku bergelayutan.
Tanganku refleks memeluk leher ko Albert. Tanpa ada suara, tanpa ada ucapan apapun, tanpa ada penolakan, tanpa ada permintaan...........fantasiku semakin berkembang.

Kurasakan tangan lembut menyusuri pinggangku, terus belakang ...
..punggungku.......mencari sesuatu. Aku tidak sadar lagi ketika pengait BH ku terlepas oleh sentilan jari ko Albert. Ketika kaos ketat yg kupakai akan disibak ke atas, aku mencoba melarang.....tapi......tapi.......itu tidak bertahan lama. Kecupan-kecupan ko Albert ke leher dan bibirku, membuatku melambung tinggi dalam fantasiku.
Kurasakan payudaraku dimain-mainkan oleh jari-jari tangan yg lincah. Darahku berdesir kencang.........
Tidak hanya elusan pada puting susuku yg masih mungil itu.......ada merasakan payudara sebelah kiriku seperti disengat oleh jutaan setrum listrik. Ko Albert begitu lihai menjilati puting susuku. Aku terengah-engah..........mukaku menengadah ke atas.......tanganku mencengkeram rambut ko Albert, namun membiarkan mukanya terbenam diantara bukit dadaku yg menjulang tinggi.
”oh....kooo......, kamu koq begini sich ?”
”Koko........jangan......jangan koko sayang.........”, aku meracau dalam rintihan kenikmatan.
Tidak ada penolakan......aku pasrah........aku semakin terbuai dalam fantasiku.
Muncul dalam pikiranku semua yg pernah aku bayangkan apa yg dilakukan ko Albert terhadap kakakku.

Sehingga aku tidak sadar lagi ketika muka ko Albert telah menjalar ke bawah kakiku dan mengeringkan sisa-sisa coca cola yg menciprati kakiku. Kurasakan jari-jari kakiku disapu oleh lidah ko Albert.
Aku hanya ingat tanganku masih memegang kepala ko Albert. Tapi mengikuti kemana kepala ko Albert berpindah.

Aku setengah sadar ketika kurasakan ada yg membopong badanku. Aku merasa seperti diangkat.......mataku tetap terpejam.
Aku tidak perduli apakah pembantu melihat atau kakakku akan muncul secara tiba2.

Yg aku ingat......aku dibaringkan dengan perlahan diatas tempat tidur. Dan kurasakan satu persatu pakaianku dibuka oleh ko Albert.
Kuijinkan ko Albert mencium bibirku, mencium leherku, melalap buah dadaku yg masih perawan........menjilati sekujur tubuhku........pusarku.........pahaku........betisku......jari kakiku......terus naik lagi.........ke betis......ke paha.......dan.........
”Oh.....my God”
”Kokooooo...........................!!”, jeritku tertahan.
Entah apa yg dilakukan Albert, aku merasakan daerah sensitifku disapu-sapu oleh benda yg sangat lembut. Rasanya seperti ujung lidah ko Albert mengoles-oles lubang kemaluanku.....dan bibirnya kadang-kadang menyedot-yedot vaginaku.
Ohhh.......................koko.................aku hanyut, aku terbuai
Ini tidak ada dalam fantasiku.......tapi ini lebih nikmat, lebih enak, lebih memabukkan dari semua yg pernah kubayangkan.
Kubiarkan koko Albert menikmati seluruh tubuhku........aku tahu tidak ada sejengkalpun dilewatinya.
Kulit tubuhku yg putih mulus, payudaraku yg montok, puting susuku, pusarku, oh....kemaluanku semua tidak luput dari kecupannya.

Tiba-tiba aku menjadi ganas...............
Aku membuka mata...........aku bangun dan dengan gesit aku merangkul ko Albert. Kukecup bibirnya dengan penuh nafsu. Kubuka dengan paksa pakaian yg dikenakannya.
Sekarang aku yg menjadi buas..........aku mencium....aku menjilati sekujur tubuh koko Albert.......
Kukecupi bibirnya, lehernya.......dadanya yg bidang.......terus turun...turun dan ........
Kutemukan apa yg kucari........
Ukurannya hampir ¾ tanganku......besar dan tegang sekali. Tapi aku suka........fantasiku mengatakan ini nikmat.
Dan mulutku yg mungil pun menerima kemaluan ko Albert dengan rela........
Aku melakukannya untuk ko Albert......pertama buat seorang pemuda......buat pacar kakakku yg mestinya tidak boleh kulakukan.
10 menit aku mengulum benda kesayangan dalam fantasiku.

Tiba-tiba kepalaku ditarik keatas. Dan badanku seperti dibalikkan..........aku jatuh terlentang.
Ko Albert menciumku........ku sambut ciumannya dengan mesra.
Kurasakan sesuatu menusuk-nusuk dibagian vaginaku.........seperti berusaha mencari sesuatu.
Akal sehatku sudah hilang..........aku pasrah apa yg dilakukan koko ku..........
Ada rasa geli........aku sudah basah sekali.
Dan benda tumpul itu seperti mulai menembus tubuhku.......ada sedikit rasa sakit, tapi Cuma sedikit.
Dan tiba-tiba ada tekanan yg agak kuat.........aku merasakan sesuatu memasuki tubuhku, rasanya pas sekali dengan lubang kemaluanku.
Benda itu bergeraka pelan masuk, terus ditarik lagi, terus masuk dan keluar.
Demikian silih berganti dan demikian juga pagutan dibibirku tiada berhenti.
Tiba-tiba aku merasakan gelombang yg sangat dasyaat, ia menghantam diriku dengan kuat sekali.
Aku seperti mau kejang.........tapi bukan kejang.
Sesuatu yg aneh......aku tidak mengerti.............tetapi nikmat sekali.
Aku mendesah panjang...........aku mendesah tiada henti.......
Dan kurasakan benda itu masih keluar masuk............
Aku tidak ingat berapa lama aku terbuai............tapi ...........
Kemudian aku dibangunkan ko Albert, ketika aku membuka mataku........kulihat ko Albert memandangku sambil tersenyum.
Dengan lembut didaratkannya sebuah ciuman ke bibirku. Dan ia mengucapkan kata-kata :
”Nita........koko sayang kamu ” .

Aku cepat-cepat bangun dan membereskan tempat tidur. Aku melihat ada cairan diatas sprei berwarna merah.
Kemudian aku dan ko Albert turun ke bawah, membereskan semua yg berantakan.
Tidak lama kemudian kakakku datang. Kita makan bersama. Setelah itu aku meninggalkan mereka berdua dibawah. Aku masuk kembali ke kamar........dan ...  
..menghempaskan badanku ke ranjang.
Aku masih ingat kejadian yg tadi.....itu nyata......itu bukan.....fantasi.

Aku coba beranjak dari tempat tidur dan melirik dari gorden. Tidak keliatan kakakku dan ko Albert. Hujan masih turun dengan derasnya.
Kubuka pintu kamar, melangkah turun ke bawah.
Aku tahu harus kemana...........
Aku mendekati kamar kakakku...........
Dan benar.......
Dari luar aku mendengar rintihan-rintihan yg hebat
Tapi kali ini bukan rintihanku
Aku tahu itu rintihan kakakku.........
Rintihan seperti yg barusan aku alami...........
Rintihan yg aku rindukan............
Rintihan yg memabukkan.........
Kali ini aku tidak perlu berfantasi lagi, karena aku sudah mengerti semuanya.
Aku tahu.......kakakku sedang dibuai oleh ko Albert.
Badannya yg mulus, lehernya yg putih, payudaranya yg besar dan ranum, dan .......hmmm.........pasti ko Albert tidak melewatkan yg satu itu.

Ketika besoknya aku ke kamar kakakku.......aku menemukan sedikit bercak merah diatas kasur. Aku tahu itu bukan darah mens............

Itulah ko Albert........aku dan kakakku telah kehilangan keperawanan secara bersama-sama dalam selang waktu 4 jam.
Tapi aku tidak menyesal..........dan sejak saat itu, aku senantiasa merindukan ko Albert. Kapan dan dimana saja......aku tidak pernah menolak apa yg ko Albert mau. Aku tahu kakakku juga melakukan hal yg sama.

Dan ko Albert sungguh hebat........dia bisa membuat aku dan kakakku merindukannya tanpa aku atau kakakku tidak pernah saling cemburu............karena ko Albert piawai mengatur skenario dan bisa menjaga rahasia dengan baik.

Kakakku tetap pacar ko Albert dan aku siap menjadi istri mudanya.

Muaaach............koko Albert......Nita sayang sama koko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar